Pages

Selasa, 11 Desember 2012

Resensi novel Kalah dan Menang


“perjuangan”
 Disusun
               
         

  Nama      : Bolas silalahi
 Nis            : 4277
Kelas     :xi ia 1

SMA NEGERI 2 BALIGE
TOBASA
SUMATERA UTARA
2012



I. Identitas Buku
Judul Buku                       : Kalah Dan Menang
Penulis                              : Sutan Takdir Alisjahbana
Bahasa                              : Indonesia
Penerbit                            : Dian Rakyat
Dicetak Oleh                    : PT. Dian Rakyat
ISBN                                : 979- 523- 055- 7
Cetakan Pertama Tahun  : 1978
Jumlah Halaman              :  530
Harga                               : Rp. 11.000,-
Setting                              : Indonesia
Tokoh                               : Elizabeth Hauser,Dirk Schoonveld, Hidayat, Katsuhito                                                               
                                          Okura, Lien









II. Riwayat Kepengarangan
Sutan Takdir Alisjahbana (STA) lahir tahun 1908. Beliau menamatkan HKS di Bandung (1928), meraih Mr. dari Sekolah Tinggi di Jakarta (1942), dan menerima Dr. Honoris Causa dari UI (1979) dan Universiti Sains, Penang, Malaysia (1987). Diberi nama Takdir karena jari tangannya hanya ada 4.
Pernah menjadi redaktur Panji Pustaka dan Balai Pustaka (19301933),
kemudian mendirikan dan memimpin majalah Pujangga Baru (1933-1942 dan 1948-1953), Pembina Bahasa Indonesia (1947-1952), dan Konfrontasi (1954-1962). Pernah menjadi guru HKS di Palembang (1928-1929), dosen Bahasa Indonesia, Sejarah, dan Kebudayaan di UI (1946-1948), guru besar Bahasa Indonesia, Filsafat Kesusastraan dan Kebudayaan di Universitas Nasional, Jakarta (1950-1958), guru besar Tata Bahasa Indonesia di Universitas Andalas, Padang (1956-1958), dan guru besar & Ketua Departemen Studi Melayu Universitas Malaya, Kuala Lumpur (1963-1968).
            Karya-karya yang pernah beliau tulis antara lain Layar Terkembang (1975), Tak Putus Dirundung Malang (1989), Dian Yang Tak Kunjung Padam (1989), Anak Perawan Di Sarang Penyamun (1989), Grotta Azzura: Kisah Cinta dan Cita (1989).





III. Sinopsis
            Kalah dan Menang, adalah sebuah novel berlatar belakang sejarah yang sangat menarik untuk dibaca, terutama bagi mereka yang merupakan penggemar roman sejarah. Novel yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1978 ini memiliki jalan cerita yang kuat, sangat jelas mendeskripsikan berbagai macam perasaan tokoh-tokoh ketika mereka harus menghadapi berbagai macam perubahan sosial yang terjadi pada masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945).
             Secara umumnya, novel ini memusatkan ceritanya kepada berbagai macam tokoh yang harus terlibat dalam suatu perubahan psikologis sosial yang terjadi secara tiba-tiba ketika pasukan Jepang berhasil mengusir Belanda di Indonesia, dan menduduki negeri ini selama kurang lebih 3 setengah tahun semasa Perang Dunia II.    
            Tokoh-tokoh yang diceritakan oleh STA termasuk banyak, dan percakapan yang terjadi diantara tokoh-tokohnya memberikan penjelasan mengenai berbagai macam hal yang menjadi inti dari cerita novel ini. Selain itu, STA seakan-akan ingin memecah-mecah cerita tersebut menjadi banyak kepingan cerita, namun pada akhirnya tetap berhubungan satu sama lainnya. Sehingga kita seakan-akan dibawa untuk menyusun puzzle yang berserakan, dimana tiap karakter masing-masing menyimpang kepingan tersebut dan akhirnya bertemu pada satu benang merah yang sama. Beberapa tokoh tersebut diantaranya adalah Elizabeth, nyonya dari Swiss yang harus menampung seorang opsir muda bernama Katsuhiko di rumahnya. Ada pula Hidayat, seorang pemuda Indonesia yang telah terkontaminasi oleh Westernisasi dan harus masuk penjara akibat tindakannya menentang pendudukan Jepang. Kemudian,
ada pula seorang Lien, seorang janda Indo-Eropa, yang memiliki hubungan romantik dengan seorang pedagang Jepang. Selain itu masih ada pula tokoh-tokoh lainnya, yang meskipun tidak menjadi sosok yang vital dalam alur cerita, namun memberikan kepingan-kepingannya tersendiri bagi keseluruhan cerita novel ini.
            Hal yang sangat menarik untuk diketahui dari novel ini adalah begitu dominannya percakapan-percakapan panjang diantara para tokoh-tokohnya, yang merupakan ciri khas dari keseluruhan novel STA selama ini. Misalnya saja, percakapan yang terjadi antara Elizabeth dan Katsuhiko seputar perbedaan pandangan mengenai jalan hidup Jepang dan orang-orang Barat. percakapan Hidayat dengan para kompatriotnya dalam memandang pendudukan Jepang dan akibatnya bagi masa depan Indonesia, dan masih banyak lainnya. Dari percakapan-percakapan tersebut kita pada akhirnya menjadi tahu mengenai karakteristik tokoh-tokohnya yang memang menjadi pusat cerita dari novel ini, dengan tidak mengecilkan alur cerita secara keseluruhan. Dengan begitu, kita bisa mengetahui berbagai macam hal yang menjadi alasan mengapa Jepang memulai Perang Dunia II dan memberangus koloni-koloni Eropa di Asia Tenggara melalui penuturan tokoh-tokohnya.





IV. Keunggulan dan kelemahan buku
Keunggulan :
Salah satu keunggulan buku ini terdapat pada alur psikologis yang ditawarkan sebegitu kuatnya dan dialog-dialog yang agak berfilsafat menjadikan buku ini sangat menarik untuk dibaca terutama bagi mereka yang menyukai cerita yang pada akhirnya bisa membuat pembacanya merenung dan menghayati kondisi aktual ketika Jepang menduduki Indonesia pada Perang Dunia II dan problematika umum yang terjadi di dalamnya.
Desain sampulnya juga sesuai dengan isi buku. Di sampul, latar yang digunakan yaitu awan gelap pada sore hari dan dibawahnya terdapat samurai yang patah di atas bendera Jepang. Dan isinya juga tentang perjuangan Indonesia merebut kemerdekaan dari Negara Jepang

Kekurangan:
Salah satu kekurangan dari novel ini adalah, begitu minimnya klimaks yang terjadi sehingga alur ceritanya terasa kurang menyentil bagi mereka yang membacanya. Alur yang terjadi cenderung datar-datar saja meskipun selalu ada hal yang baru dan menarik dalam setiap bab-nya. Selain itu, bagi mereka yang kurang menyukai roman-roman sejarah dengan dominannya dialog-dialog yang sangat intens dan konflik batin diantara para tokoh-tokohnya, mungkin akan menganggap novel ini cenderung membosankan dan tidak menarik.

V. Gaya Bahasa yang Digunakan
            Gaya bahasa yang digunakan oleh penulis dapat dikatakan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti, karena bahasanya tidak banyak mengandung kata-kata serapan atau kata-kata asing. Bahasanya juga banyak mengandung kata-kata filsafat, yang membuat pembaca lebih tertarik untuk membaca novel ini terutama mereka yang suka dengan cerita yang dapat membuat mereka merenung dan menghayati kondisi yang terjadi dalam cerita.
            Penulis membuat banyak percakapan yang menjelaskan tentang inti dari buku ini, yang seakan-akan, penulis ingin memecah cerita menjadi beberapa bagian. Akan tetapi pada akhirnya semua keping-keping cerita menjadi satu inti saja.
           











VI. Kesimpulan
            Saya berharap agar setiap orang yang membaca resensi ini termotivasi untuk membaca novelnya, karena selain dapat menambah ilmu pengetahuan yaitu tentang perjuangan Rakyat Indonesia merebut kemerdekaan dari Bangsa Jepang, juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan rasa nasionalisme yang tinggi di hati masing-masing pembaca. Agar kita bertekad untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan kita yang telah gugur dalam merebut kemerdekaan, dengan cara belajar dengan sungguh-sungguh dan menghargai setiap usaha yang telah dilakukan oleh para pendahulu kita.
            Hanya dengan mengeluarkan uang sebesar Rp. 11.000,-, kita sudah dapat menikmati isi dari buku yang sangat berharga ini.
            Semoga resensi novel “Kalah dan Menang” ini dapat menjadi sarana agar kita mau membaca novelnya. Dan saya mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah membaca resensi ini dan yang mau membaca novelnya.

Tidak ada komentar: